PEMUSTAKA SETIA
Sosok Bapak Rahardjo
Bapak Rahardjo sosok unik yang selalu setia berkunjung ke PUSTAKA. Tumpukan buku di tangan kiri dan pulpen di saku hemnya menjadi ciri khas setiap datang. Beliau sudah berumur 84 tahun, tapi tidak orang yang menyangka beliau sudah mencapai umur tersebut. Pembawaannya sopan dan ramah, sangat familier dengan petugas perpustakaan. Beliau adalah pensiunan Departemen Pertanian yang dahulunya banyak berkecimpung dengan pestisida. Kunjungan ke PUSTAKA adalah salah satu cara beliau untuk berkarya produktif di usia senja. Menulis artikel tentang pestisida menjadi pilihan kegiatannya.
Ruang koleksi dari lantai IC sampai dengan lantai VC telah menjadi tempat favoritnya untuk mencari buku atau jurnal. Memang beliau diberi kesempatan untuk dapat mencari sendiri ke ruang koleksi dengan didampingi petugas. Tak jarang beliau malah menunjukkan kepada petugas bila ada buku yang salah letaknya di stack.
Bila sudah mendapatkan buku yang dicari, beliau akan langsung ke ruang referens. Seperangkat meja dan kursi dan hawa dingin AC serta suasana yang hening menjadikan Bpk rahardjo betah untuk melakukan kegiatan menulis di ruang referens. Wajah beliau akan tampak sumringah setiap kali di referens ada tambahan koleksi terbaru tentang pestisida. Buku berbahasa inggris maupun Berbahasa Indonesia dicermati dengan baik. Tak jarang dia menuliskan istilah atau hal yang baru dalam kartu kartu kecil yang selalu dibawanya. Kartu kartu kecil selalu menarik perhatian kami. Saat kami tanyakan apa fungsi kartu tersebut, beliau menjawab untuk memudahkan saya menulis beberapa istilah pestisida dan mudah untuk mengurutkan per abjad. Memang beliau tidak pernah membawa laptop untuk mencatat, beliau cukup bekerja dengan catatan di kartu kecil.
Meskipun umur saya sudah tua, namun selagi saya masih bisa berkarya, saya akan tetap berkarya. Minimal tulisan atau catatan kecil saya dapat digunakan dan dibaca oleh masyarakat yang membutuhkan informasi tentang pestisida.
Beranjak dari kiprah bpk Rahardjo, sangat malu kita sebagai generasi yang lebih muda apabila masih membuang waktu dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Sebagai pustakawan yang berembel embel pegawai negeri tentu akan merasa malu bila kita bekerja sekedar mendapatkan gaji dan menggugurkan kewajiban untuk datang pukul 08.00 dan pulang pukul 16.00 tanpa dimbangi semangat untuk berbagi pengetahuan dengan masyarakat.
Posting Komentar
Posting Komentar