KIAT MENGEMBANGKAN MINAT BACA SISWA
Oleh: JUZNIA ANDRIANI
Guru mempunyai peran yang potensial dalam pendidikan di sekolah. Tak salah bila kita menyebut guru adalah sosok penting dalam pengembangan kepribadian dan karakter anak, karena generasi muda yang kelak menjadi pemimpin bangsa tentunya membutuhkan pembelajaran yang baik sebagai bekalnya. Berkaca dari negara Jepang, begitu bangkit dari tragedi yang dkhawatirkan oleh Kaisar adalah berapa guru yang masih tersisa setelah tragedi ini. Disini kita melihat bagaimana guru sangat dibutuhkan dalam pendidikan. Pengasuhan anak memang menjadi tanggung jawab kedua orang tua, ayah dan ibu, namun guru juga berperan dalam hal bimbingan dan pendidikan anak di sekolah.
Pembelajaran untuk mengenal pengetahuan dan lingkungan serta budi pekerti yang menjadi tunas dari karakter siswa seyogyanya mulai dikenalkan sejak dini. Salah satu aktivitas yang dapat guru lakukan untuk pembelajaran tersebut adalah memperkenalkan anak dengan dunia bacaan. Saat ini sedang banyak disosialisasikan kepada masyarakat mengenai budaya minat baca. Ternyata sesungguhnya, setiap guru mempunyai peran, fungsi dan potensi yang luar biasa untuk memberi kontribusi nyata dalam mengembangkan budaya minat baca di sekolah.
Untuk menumbuhkan minat baca di sekolah, cara yang paling sederhana adalah memberi contoh atau mengenalkan bacaan yang baik kepada siswa didik. Minat baca memang tidak tumbuh begitu saja, tetapi perlu tahap tahap pengenalan sejak usia dini. Cara sederhana dan paling murah adalah mengenalkan perpustakaan kepada siswa sekaligus mendaftarkan menjadi anggota. Usahakan perpustakaan menjadi ruang yang nyaman dan menjadi tempat favorit untuk berkumpul bersama anggota sekolah. Rak buku tertata dengan koleksi yang bervariasi menambah semangat siswa untuk datang ke perpustakaan. Guru dapat membantu pustakawan menyusun perencanaan untuk menambah bahan pustaka berupa buku, majalah, video edukatif atau pustaka lainnya yang disukai anak. Untuk pertama, hadirkanlah buku – buku yang renyah dibaca, seperti buku fiksi berupa kumpulan cerpen atau novel, komik atau buku cerita bergambar bagi anak yang masih duduk di bangku SD. Perpustakaan perlu ditata dengan baik agar tetap enak dipandang setiap saat sehingga menarik bagi siswa untuk duduk berlama-lama membaca di ruang perpustakaan. Guru dapat membuat kegiatan serta menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman untuk berdiskusi dan membahas suatu topik dalam buku. Siswa diajak secara rutin untuk mengunjungi perpustakaan, jadikan perpustakaan sebagai wahana rekreasi. Biarkan siswa memilih buku atau bacaan yang disenangi. Tentunya guru memberi bimbingan atau arahan buku apa yang sebaiknya dibaca untuk kategori umur mereka.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengembangkan minat baca di sekolah terus diupayakan. Usahakan di setiap sudut dibuat sudut baca atau di lorong kelas dilengkapi dengan rak buku sehingga siswa tidak harus selalu ke perpustakaan untuk membaca. Lokasi perpustakaan yang jauh dari ruang kelas juga berpengaruh pada siswa untuk membaca. Untuk sekolah yang mampu usahakan membuat Taman Literasi sehingga anak merasa nyaman untuk membaca di ruang terbuka.
Selama ini, sekolah terkendala dengan pengadaan koleksi buku yang terbatas. Hal ini dapat diatasi dengan menghimbau siswa yang lulus dari sekolah untuk menyumbangkan buku cerita bagi sekolahnya. Karya siswa yang bagus berupa tulisan cerpen atau puisi dapat dijilid dan disimpan sebagai koleksi. Guru bahasa Indonesia dapat juga menyimpan tugas kliping kumpulan dongeng daerah untuk disimpan di perpustakaan sehingga dapat dibaca oleh anggota. Sekolah juga dapat aktif berkolaborasi dengan perusahaan yang mempunyai program CSR untuk dapat menyumbang buku bagi penambahan koleksi di sekolah.
Siswa akan bangkit minat bacanya apabila ada apresiasi dari sekolah atau guru terhadap kegiatan membaca. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih duta baca di sekolah bagi siswa yang banyak membuat resensi dari buku yang dibacanya. Diumumkan setiap bulan pada setiap upacara sehingga memacu siswa lain untuk ikut senang membaca. Hasil resensi dapat dipampang di majalah dinding atau dipasang di pohon literasi. Pohon literasi dipasang di perpustakaan dapat dibuat dari potongan dahan atau ranting yang digantung dengan kertas warna - warni berisi resensi atau komentar dari siswa tentang buku yang dibacanya. Kegiatan ini sekaligus merangsang siswa untuk suka membaca dan rajin menulis. Kegiatan ini perlu dipupuk sejak dini karena siswa perlu berlatih untuk menuangkan pikiran atau imajinasi dalam tulisan sehingga orang lain dapat membaca dan mengetahui apa yang ditulisnya.
Guru dapat menanamkan cinta membaca kepada siswa dengan memberi nasehat untuk dapat membeli buku bacaan sebagai koleksi. Bila ada uang jajan berlebih siswa biasakan menabung untuk membeli buku dan membuat perpustakaan pribadi. Kita sering melihat, rumah yang mewah penuh dengan hiasan dan keramik, sedikit sekali yang menyediakan ruangan khusus untuk perpustakaan. Buku tampaknya belum menjadi prioritas untuk dibeli. Mengoleksi buku bagi sebagian orang masih dianggap sebagai hal yang mewah . padahal dengan membaca buku wawasan kita akan bertambah dan semakin bijaksana dalam menghadapi atau mencari solusi sebuah masalah. Poin penting yang harus dipahami adalah menabung untuk membuat perpustakaan merupakan investasi yang bermanfaat. Koleksi buku sifatnya abadi bukan secara fisik, tetapi substansi yang terkandung dalam buku tersebut.
Minat baca dapat ditanamkan juga melalui kebiasaan mendongeng. Kebiasaan mendongeng sangat cocok bagi siswa SD. Kegiatan di perpustakaan dapat memasukkan mendongeng dalam kegiatannya. Guru memilih cerita yang ringan sambil menyelipkan pesan moral atau budi pekerti yang patut diteladani. Dalam bercerita guru dapat memberi nasehat, bahwa dengan membaca siswa mendapatkan banyak pengetahuan dan aneka ilmu. Cakrawala pengetahuan siswa menjadi luas. Sebutkan keberhasilan tokoh - tokoh yang dengan kerja keras dan rajin membaca mereka menjadi berhasil. Guru dapat menggiring siswa untuk dapat mencari sendiri kelanjutan dongeng dengan membaca buku yang menjadi referensinya.
Menumbuhkan minat baca dapat diawali dengan tindakan dari seorang guru. Biasakanlah guru selalu membaca dan mendiskusikan isi buku bersama siswa. Guru dapat mengajak siswa untuk menumbuhkan budaya memberi buku sebagai hadiah atau kado di hari spesial. Guru dapat mengusahakan untuk memecahkan setiap masalah selalu bersandar kepada buku sebagai referensi. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran pada anak untuk berpikir secara logis, nalar dan sistematis.
Usahakan kegiatan mengenalkan minat baca pada anak merupakan bagian dari proses mendidik anak. Memang menjadi guru tidak mudah seperti kata pepatah jawa Guru berarti digugu dan ditiru yang berarti ucapannya didengarkan dan tindakannya ditiru atau diteladani. Jika guru sering membaca dan berdiskusi tentu murid akan mengikutinya. Jika ini dilakukan dengan kesadaran dan ketulusan hati, niscaya Indonesia menjadi bangsa yang maju dan peringkat minat bacanya akan ikut naik bila dibanding dengan negara lain. Dorong selalu siswa untuk gemar membaca dan rajin menulis. Mari kita giatkan GERAKAN LITERASI.
Posting Komentar
Posting Komentar